Intip Gereja Ijen, Tempat Ibadah Umat Katolik Warga Malang

Gereja Katedral Paroki Santa perawan Maria dari Gunung Karmel atau juga diketahui dengan nama Gereja Ijen dibangun atas kebutuhan umat Katolik di Malang yang semakin banyak.
Sesungguhnya pertama kali ada Gereja Katolik di Malang tepatnya di tahun 1905 ialah Gereja Kayu Tangan atau namanya Gereja Katolik Hati Kudus Yesus. Dengan bertambahnya umat, dari yang pertama gereja berada di Kayutangan sekitar tahun 1910-1915 dibangunlah gereja di Jalan Semeru.
Tetapi bangunan hal yang demikian tidak terlalu besar dan pada hasilnya tidak memuat banyak jamaah, kemudian para petinggi gereja katolik meminta tanah ke pemerintah Hindia Belanda dan dikasih tanah dari Taman Tjerme yang kemudian dibangunlah Gereja Ijen
Pembangunan Gereja Ijen ini sendiri dimulai pada tahun 1934 berbarengan dengan bowplan 7. Untuk tambah isu bowplan sendiri ialah atau dalam bahasa Indonesianya mempunyai arti tata kota atau pembangunan kota jadi gereja Ijen ini termasuk ke dalam pembangunan tata kota tahap ke-7.
Awal mana Malang sendiri mempunyai tahap pembangunan kota (bowplan) hingga ke-8 tahap. Untuk zona dari bowplan 7 sendiri itu batasnya dari Jalan Buring hingga Jalan Raung juga Komplek tanah di Jalan Ijen bagian tengah.
Seandainya pembangunan gereja dimulai pada Februari 1934 dan diresmikan pada Oktober 1934. Keunikan gereja ini terdapat pada https://www.braxtonatlakenorman.com/ pembangunannya yang relatif singkat ialah 8 bulan. Kemudian keunikan lainnya ada pada arsitektur gereja yang cenderung luas atau lebar sebab pembangunannya sendiri itu yang pertama memakai cor beton.
Mesjid diperbandingkan dari gereja-gereja sebelumnya seperti Gereja Kayu Tangan atau Gereja Immanuel yang letaknya di pojok alun-alun sebelah Tempat itu formatnya cenderung langsing sebab rangkanya memakai kayu jadi tidak dapat terlalu luas atau luasnya mencontoh panjang kayu.
Kemudian langgam arsitek yang diaplikasikan di gereja Ijen ini namanya langgam arsitek neo-Gotik. Apa sih langgam arsitek neo-Gotik ini? Jadi neo-Gotik ini ialah peralihan dari fase arsitek Gotik atau yang ciri-cirinya seperti jendelanya melengkung dan pintunya melengkung, ke artdeco atau lebih minimalis ciri-cirinya bangunan art deco itu lebih ke kotak-kotak atau sudut tegas.
Gereja Ijen ini sendiri mempunyai nama absah seperti yang telah diceritakan tadi ialah Gereja Katedral Paroki Santa perawan Maria dari gunung Karmel. Lebih diketahui sebagai Gereja Ijen sebab berlokasi di Jalan Ijen.
Nah sekiranya kalian pernah mendengar nama-nama gereja yang ada Katedral nya itu berarti gereja hal yang demikian ialah tempat dari Uskup tinggal.
Baca Juga : 6 Kegiatan Menarik & Bermanfaat Memperingati Hari Kerohanian
Kemudian untuk Gereja Ijen sendiri pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945 sempat terjadi kekosongan di mana pada masa Jepang hal yang demikian semua aktivitas keagamaan, aktivitas pengajaran semua dihentikan. ibadah seperti gereja dan sekolah-sekolah dan semua tempat-tempat yang seperti itu semua tidak difungsikan.
Gereja ini juga tidak pernah diaplikasikan oleh Jepang dalam aktivitas apa saja, berbeda dengan gereja BPIP di dekat alun-alun Malang yang sempat dibuat tempat penyimpanan beras.